“Kau hanya tidak mengerti.” Seberapa sering dalam hidup kita mendengar dan bahkan menggunakan pernyataan ini. Banyak pertengkaran keluarga yang berakhir dengan teriakan, “Kamu tidak mengerti”, biasanya diikuti dengan kaki yang diinjak atau pintu yang dibanting. Kebutuhan akan pemahaman merupakan salah satu kebutuhan paling dasar manusia. Dalam Matius, Yesus mengajarkan, “Dalam segala hal, lakukan kepada orang lain apa yang Anda ingin mereka lakukan kepada Anda”. Sebagai seorang pelatih, jelas bahwa kita harus bekerja dengan klien kita untuk memenuhi kebutuhan dasar ini.
Untuk membantu memastikan ada pemahaman yang jelas antara pelatih dan klien, fokus khusus harus ditempatkan pada kualitas dan waktu mekanisme umpan balik. Hubungan pembinaan yang kuat dan sehat hanya bisa ada dalam lingkungan di mana umpan balik mendorong kebutuhan akan pemahaman.
Karena komunikasi adalah landasan dari setiap hubungan yang solid, salah satu alat terpenting dalam gudang senjata pelatih adalah portofolio alat dan teknik umpan balik. Jika umpan balik yang dijalankan dengan benar membantu memastikan klien dan pelatih memahami dengan jelas tidak hanya tujuan dan tindakan apa yang sedang dibahas, tetapi mengapa itu penting dan bagaimana tujuan dan tindakan itu harus dicapai.
Seperti dalam hubungan apapun, hubungan pelatih/klien ada pada sebuah kontinum. Pada awalnya pelatih dan klien bekerja untuk menentukan apakah mereka cocok dan membangun kepercayaan. Kemudian mereka mulai mengembangkan tujuan dan rencana untuk masa depan yang berbeda untuk klien. Rencana ini kemudian dijalankan dan hubungan berkembang sekali lagi sampai akhirnya tujuan tercapai. Masing-masing fase ini memerlukan penggunaan berbagai bentuk umpan balik dan berbagai teknik untuk mencapainya. Setiap fase menghadirkan peluang unik untuk umpan balik.
sumber : Shopping and Product Reviews