Istilah ‘perempuan berdaya’ berakar pada gerakan feminis yang sudah tidak relevan lagi di masyarakat saat ini. Bahkan, istilah ‘feminis’ jarang muncul lagi dalam perbincangan. ‘Feminis’ memunculkan gambaran tentang hak pilih, aktivis dan pengunjuk rasa tahun 1940-an hingga 1960-an, sering kali mengenakan celana dan kemeja pria, saat berjuang untuk reformasi politik dan sosial atas nama perempuan yang tertindas. Perjuangan berani mereka untuk keadilan sosial dan kesetaraan membuka jalan bagi generasi perempuan masa depan. Dan mereka akan selalu dikenang dan dihormati.
Pemberdayaan Perempuan dalam Legislasi dan Pembuatan Kebijakan
Ungkapan ‘Pemberdayaan Perempuan’ adalah nomenklatur yang digunakan saat ini untuk mencakup reformasi kesetaraan gender, atau ‘tahap ketika laki-laki dan perempuan menyadari potensi penuh mereka’ (Pemberdayaan Perempuan: Mengukur Kesenjangan Gender Global 2005). Selama tiga puluh tahun terakhir, ada pengakuan publik yang berkembang bahwa pemberdayaan perempuan akan meningkatkan kesetaraan sosial, ekonomi dan politik. Namun, kemajuannya lambat karena pemberdayaan perempuan menangani inti masyarakat patriarki kita.
Dan statistiknya tetap menyedihkan. Menurut The Economist, di Dunia Barat, ‘hanya 2% dari bos perusahaan Fortune 500 dan lima dari mereka di indeks pasar saham FTSE 100 adalah wanita’ dan ‘Wanita membentuk kurang dari 13% anggota dewan di Amerika’ . Dan survei Womenomics 2010 menunjukkan bahwa ‘Di 101 perusahaan teratas AS’, wanita hanya terdiri dari 15% anggota komite eksekutif dan hanya 7%26 di 101 perusahaan top Eropa. Di Asia, angkanya hanya 3%’ Lebih dari 50% perusahaan di S&P 100 tidak memiliki perwakilan perempuan di posisi eksekutif dengan bayaran tertinggi. Dan lebih buruk lagi, Apple, Intel, Exxon, dan Citigroup termasuk di antara perusahaan besar Amerika yang tidak memiliki wanita di Komite Eksekutif mereka.
Komponen yang Lebih Menarik dari Istilah ‘Pemberdayaan Perempuan’
Bagi ratusan ribu dari kita, itu adalah pepatah bagi perempuan yang menemukan dan menyalakan kembali nilai-nilai perempuan yang tertekan secara intuitif dan inheren mereka; nilai-nilai yang melambangkan kekuatan batin yang kita miliki untuk bertahan dari apapun (tragedi, kesulitan, patah hati, kehilangan dan kemalangan). Dan potensi untuk menghargai, memupuk, memelihara, mencintai.
Di usia remaja dan dua puluhan, kita hanya bermimpi tentang wanita yang kita cita-citakan, tetapi selama usia 30-an, 40-an, dan 50-an, sebuah peristiwa penting terjadi yang memicu nilai-nilai kewanitaan kita: itu bisa berupa apa saja dari ‘perasaan’ yang kita miliki di sana. harus lebih hidup dan bagi kita; atau kesadaran bahwa tidak ada yang bekerja lagi atau itu bisa menjadi episode nuklir yang mengubah hidup yang sangat signifikan; atau serangkaian momen yang menambah pencerahan.
Ketika kita mengakui dan menerima bahwa dengan menyalakan nilai-nilai kewanitaan kita, kita mampu mengatasi apa pun yang dilemparkan kehidupan kepada kita, kita secara spontan memulai transisi untuk menjadi Wanita yang Diberdayakan.
Sebuah transisi tentang memiliki keberanian untuk berbicara, untuk membuat perbedaan, untuk mengeksplorasi melampaui batas-batas yang kita tetapkan sendiri dan yang ditetapkan oleh masyarakat. Ini tentang cinta diri, harga diri dan harga diri; ini tentang menempatkan diri kita di urutan teratas agar tersedia secara emosional, intelektual, dan fisik bagi orang lain.
Ini tentang naik di atas langit-langit kaca, bukan menembusnya. Ini tentang melepaskan batasan dan batasan yang kita buat sendiri yang membuat kita terbelenggu secara mental ke wastafel dapur. Ini tentang feminitas, kecantikan batin dan kekuatan pribadi. Ini tentang menjadi seorang wanita.
Elemen kunci untuk berhasil menjadi wanita yang berdaya adalah terhubung dengan wanita lain yang berada di jalur yang sama. Internet telah memungkinkan dan memfasilitasi koneksi dan merupakan katalis yang telah memicu meluasnya gerakan ‘pemberdayaan perempuan’. Melalui jejaring sosial seperti LinkedIn, Facebook, dan Twitter dan grup online, kita dapat langsung terhubung, berbagi pengetahuan dan kebijaksanaan, mengajar dan belajar, mendukung dan membimbing. Melalui webinar dan webcast, kami memiliki kekuatan untuk terhubung dengan ribuan wanita dari seluruh dunia secara bersamaan.
sumber : alexandjavi.com